Pertumbuhan ekonomi
yang luar biasa dari China dan India menjadi fenomena yang disebut sebagai
kebangkitan Asia. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi China adalah pasar
yang besar, sehingga bisa menggerakkan konsumsi dalam negeri. (Darwis, 2013)
Dua negara itu lah yang
menginspirasi ASEAN untuk meningkatkan perekonomi di kawasan Asia maupun dan
Internasional. Sekilas mengenai AEC yaitu ditandai dengan diserukannya visi “Satu
Visi, Satu Identitas, dan Satu Komunitas” merupakan pertanda terwujud dan
terealisasi sasaran dalam ASEAN Community 2015 yang memiliki tiga pilar utama
yaitu ASEAN Economic Community (AEC atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN-MEA), ASEAN Security Community (ASC), dan ASEAN Socia-cultural
Community (ASCC).
Dari ketiga pilar
tersebut saya akan membahas mengenai ASEAN Economic Community (AEC) yang dibentuk
dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN,
membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat, selain itu meningkatkan
daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan standar hidup penduduk negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Kerjasama ekonomi ASEAN
bermula di Deklarasi Bangkok pada tahun 1967 yang digagas oleh kelima negara
Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Seiring
dengan perkembangannya, kerjasama ekonomi ditujukan pada pembentukan Masyarakat
Ekonomi ASEAN.
Dalam hal ini, tidak
ada tantangan yang akan terjadi apabila kita telah mempersiapkan diri, namun
yang ada adalah sebuah peluang untuk menguasai perekonomian di Asia Tenggara,
secara dari sisi geografis Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau,
yang merupakan destinasi tempat para wisatawan untuk mengunjungi kepulauan yang
indah. Lalu Indonesia kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia,
apabila hal itu dimanfaatkan sebaik-baiknya, saya yakin Indonesia akan jadi
macan Asia Tenggara.
Masyarakat Ekonomi
ASEAN memiliki blue print yang kebanyakan orang menilai menjadi sebuah ancaman
bagi Indonesia, tidak salah apabila kita memiliki pemikiran seperti itu. Namun
bagi saya, memunculkan hal positif untuk negeri ini merupakan tindakan yang
tepat. Melihat sampai saat ini sebagian besar warga negara Indonesia menderita
krisis kepercayaan terhadap sebuah kepemimpinan.
Pilar yang pertama yang
tertuang pada blue print tersebut ialah
bahwa ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan aliran
modal yang lebih bebas. (Nagel) Mengenai aliran
bebas barang dan jasa, saya yakin Indonesia memiliki kualitas dalam hal itu,
karena produk barang dan jasa yang ada di Indonesia lebih berkualitas dan
dengan harga yang relatif terjangkau, selain itu mengubah paradigma sifat
konsumen menjadi produsen, dan kemudian lebih memilih untuk menggunakan produk
dalam negeri.
Indonesia dianggap
sebagai destinasi investasi asing, hal itu karena telah terjadi nya open
market. Hal itu tidak dapat dipungkiri, karena terdapat banyak investasi asing
yang masuk Indonesia, namun investasi asing itu memiliki sisi baik karena dapat
membantu pembangunan baik ekonomi maupun infrastruktur dan menambah pendapatan
APBN.
Meskipun dalam konteks
tenaga kerja Indonesia masih belum memenuhi syarat karena banyaknya tenaga
kerja yang kurang terampil, namun apabila tenaga kerja tersebut dibekali dengan
modal yang cukup. Arahkan saja tenaga kerja yang tidak terampil tersebut untuk
membangun perekonomian di sektor UKM, selain mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia, selain itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan baik dalam negeri
maupun dikawasan Asia Tenggara.
Bibliography
Darwis, W. P. (2013, 11 12).
Kompasiana. Retrieved 4 24, 2014, from Kompasiana:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/12/indonesia-asean-economic-community-2015-607350.html
Nagel, P. J. (n.d.). PELUANG DAN TANTANGAN UKM INDONESIA
MENGHADAPI. Opportunities, challenges, ASEAN economies in 2015. , 4.
Nama : Lucky Rakmanegara
Nim : 2011 - 22 - 162
Mata Kuliah : Rezim Perdagangan Internasional